Jumat, 19 November 2010

Perbandingan CS1 VS Athelete

Ada artikel yang sangat menarik pada Kompas Online hari ini, yaitu perbandingan Honda CS1 dan Kawasaki Athlete. Topik ini sangat menarik untuk dibicarakan lebih lanjut. Pada JMS 2008, dua supersport bebek yang sering dibandingkan para biker adalah Honda CS-1 dan Kawasaki Athlete. Aspek yang membuat bikers membandingkan keduanya adalah karena menganut konsep desain dan kontruksi sasis yang sama. Tangki berada di depan pengendara atau di atas rangka utama (backbone), mirip dengan motor sport atau ‘laki’.

Kalaupun bikers memperbincangkan perbedaan, fokusnya pada mesin. ”Mesin CS-1 tegak, sedangkan mesin Athlete mendatar,” begitulah komentar yang terlontar dari mereka setelah meneliti kedua motor ini.
Bahkan ketika petugas Honda dipancing untuk mengomentari perbedaan CS-1 sama dengan Athlete secara teknis, ungkapan tersebut muncul lagi. Komentarnya sama, sekitar mesin vertikal dan horisontal.

Padahal, perbedaannya cukup banyak dari aspek teknik. Namun, masalah harga tidak bisa dilupakan. Selisih harga cukup mencolok. Si “Ijo’ ditawarkan dengan harga Rp 14.300.000, sedangkan CS-1, yang memang sangat menggoda penampilannnya, dibanderol oleh Honda Rp 16.900.000. Perbedaannya mencapai Rp 2,7 juta.
Pastinya, CS-1 menawarkan warna yang lebih beragam, yaitu merah, hitam, silver, dan kuning emas; dan tampil lebih atraktif, sedangkan Si “Ijo”, selain hijau, alternatif warnanya hanya unggu dan hitam; tampil rada “kalem”.
Persamaan – Selain posisi tangki yang sama, keduanya memilih model “cast wheel” yang juga mirip, jari 5 x 2. Posisi knalpotnya sama pula. Ada juga tambahan “air scoop” pengarah aliran udara di bawah mesin. Keduanya menggunakan rem cakram untuk roda depan dan belakang (namun desainnya berbeda). Plus, suspensi belakang sama-sama monoshock. Karena itu, wajarlah para biker membandingkan kedua motor ini.

Kawasaki sendiri, dalam strategi pemasarannya, membandingkan Athlete dengan Honda CS-1 dan Suzuki Satria. Berdasarkan format kuadran yang dibuat oleh Kawasaki, mereka menempatkan produknya antara Sporty dan Classy. CS-1 ditempatkan di tengah-tengah Classic dan Classy yang kental dengan penampilan Sporty. Untuk Satria, orang-orang “Kawak” menaruhnya di antara Elegan dan Classic. Dari cara berpikir orang Kawasaki tersebut sudah dapat disimpulkan, mereka mengakui soal penampilan CS-1 yang sangat sporty.
Dari segi penampilan, CS-1 lebih disukai terutama desain lampu dan tangki yang atraktif. Honda juga menonjolkan rangka delta boks motor ini, sedangkan Athlete berdesain lampu lebih sederhana dan tidak menonjolkan rangka.

Mesin – Spesifikasi dan karakteristik mesin motor ini sangat berbeda. CS-1 menggunakan mesin dengan pendingin air yang dilengkapi dengan radiator dan kipas. Hal ini membuat mesin CS-1 lebih rumit, memerlukan perawatan yang lebih intens, namun dari segi performa tentu saja lebih oke!
Sebaliknya, Athlete memakai mesin dengan pendingin udara atau masih mengandalkan sirip-sirip. Tentu saja lebih praktis dan ringkas, di samping itu menjadikannya lebih ringan karena tidak ada air, radiator, dan kipas.

Karena tipe mesin yang digunakan CS-1 adalah “high performance”, untuk menjaga kinerja tetap stabil, terutama saat berada di dalam kota dengan lalu lintas yang macet, Honda melengkapinya dengan pendingin air atau radiator. Di samping itu, agar mendapatkan pendinginan lebih baik dan kompromi lainnya, mesin dipasang agak vertikal. Itu mirip dengan kebanyak mesin motor sport.
Kedua motor menggunakan mesin yang sama kapasitasnya, 125 cc. Namun, CS-1 unggul dalam performa. Dengan perbandingan kompresi 10,7 : 1, mesin CS-1 menghasilkan tenaga 9,44 kW atau 12,8 PS. Itu pun dihasilkan @10.000 rpm. Ciri khas mesin sport sejati!
Bandingkan dengan Athlete, 9,9 PS @8.000 rpm. Meski kurang agresif, namun Athlete dipastikan bisa diajak santai, terutama di lalu lintas kota yang padat, sedangkan mesin CS-1 dipastikan maunya “ngebut” melulu. Di samping dengan perbandingan kompresi yang tinggi, CS-1dipastikan minta bensin yang lebih berkualitas, beroktan 92 atau 95, sedangkan mesin Athlete bisa berkompromi dengan premium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar