Jumat, 26 November 2010

Yamaha CB Scorpio

Yamaha Scorpio 05 Surabaya : ANTI MODERN Suport kontruksi rangka yang menganut dimensi XL, Scorpio jadi lebih enak dimodif apapun. “Supermoto oke, bergaya GP oke, apalagi kalau cuman retro klasik,” nilai Nanang yang juga lama sebagai pengurus club CB Terminal Surabaya ini.
Arahan modif dan karakter instruktur fitnes Selebritis Fitness ini memang nyambung, tak bisa lepas dari roh klasik. “Sesuatunya wajib klasik,” komit Nanang yang juga mantan pemain limbah moge di Surabaya era 05 ini.

Hasil kreasinya kali ini pun proposional dan enak dilihat. Pemakaian rangka orsi Scorpio nggak ada rubahan. Lagi-lagi kontruksi rangka model tubular udah mendukung. Mulai dari sok depan, Nanang membungkus inner tube dengan pipa, pada bagian yang didekap segitiga, untuk menggusur kesan modern. Serta penambahan karet spiral, sebagai identitas scrambler. Begitu juga dengan head lamp, Nanang gantikan milik CB-125. 

Lengan ayun dan monosok orsi Scorpio sampai ke tinggi buritannya. Hanya saja di bagian pelek, Nanang gantikan produk Champ profil 250-17 dan 350-17 dicekik Swallow 120/70-17 dan 100/70-17.

Tersentral pada tromol depan KX-100 dan tromol belakang Ninja RR. Diteruskan penggantian cakram depan PSM 30 cm serta pemasangan cakram belakang orsi Scorpio. Desain bodi dikawal tangki milik Suzuki LS 125 cc yang lebih ramping, dimensi mesin jadi terlihat menonjol. Serta penutup aki handmade dari fiber bergaya scrambler.

“Konsekuensi tutup aki yang mengikuti lekuk rangka, hasil nya dimensi tutup aki hampir sejajar dengan dimensi tangki,” nilai Nanang. Sedang pembuatan jok, mengikuti lis tangki depan serta sub frame sebagai penopang nya. Diakhiri pemakaian spatbor CB-125 dan stop lamp TS-125.     pid

SPEK MODIF
Head lamp  : CB-125, Stop lamp : TS-125, Sein : Variasi , Tangki : Suzuki LS-125 , Cover aki : Handmade dari fiber , Stang kemudi : Scot,  Spatbor belakang : CB-125 , Spion : Variasi Klasik , Cakram depan : PSM 30 cm, Cakram belakang     : Scorpio  Body painting : Doni DNA, Jl. Dukuh Kupang 18, Surabaya

Honda New Mega Pro 150cc

Mengusung teknologi terbaru yang disebut X-tra Responsif Performance (XRP), “saudara kembar” Honda Unicorn Dazzler yang dikembangkan di India ini dicangkoki mesin 149,1 cc dan 5 percepatan. Sanggup mengkail power maksimal 13,7 PS di 8500 rpm dan perolehan torsi maksimal 1,31 Kgf.m di 6500 rpm. Paling revolusioner dalam pemakaian bearing. Kali ini New Mega Pro mengaplikasi bearing bambu atau yang biasa disebut dengan roces. “Tapi Honda menyebut nya dengan istilah Roller Bearing Crankshaft (RBC). New Mega Pro bisa dianggap sebagai motor pertama di Indonesia yang mengaplikasi bearing jenis RBC,” buka Jaka Chief Mekanik PT. MPM, Surabaya.    Clearence RBC yang dihasilkan lebih rapat, memiliki nilai keakurasian clearence yang stabil. Maka kecepatan putaran mesin dikawal lebih optimal, baik di putaran rendah maupun putaran tinggi. Hal itu juga disebabkan nilai sentrifugal RBC lebih kecil dibanding bearing konvensional. “Sehingga kecil kemungkinan menghambat lonjakan rpm mesin,” terang Jaka.Suara mesin yang dihasilkan juga jadi jauh lebih lembut, baik saat stasioner maupun putaran idle. Dalam hal ini, ketahanan komponen mesin terutama yang berpola gigi akan lebih tahan lama. RBC juga sangat menunjang untuk keperluan bergasing di rpm tinggi. Sebab makin banyak jumlah bantalan bambu yang memback up putaran as kruk. Hanya saja dalam pemakaian oli mesin, RBC membutuhkan jenis pelumas lebih encer, jenis SAE 10w/20. “Agar pelumas lebih mudah masuk ke celah pori RBC yang lebih rapat,” urai Jaka.  Dan sebagai langkah untuk mengakomodir segmen remaja yang demen akan akselerasi, maka pada produk New Mega Pro, tak memakai kampas kopling judder. Dekapan kampas kopling dan plat kopling jadi lebih kompak mentransfer power mesin ke roda. Akselerasi pun dihasilkan lebih responsif.Serta disokong program CDI ECM, yang juga mendukung mekanis TPS. “Hasil pengujian CDI ECM ini optimal menghasilkan arus listrik lebih stabil saat rpm tinggi dan juga lebih spontan saat dibutuhkan untuk keperluan yang sifat nya mendadak,” yakin Jaka. Suplai bahan bakar dikawal karbu jenis vakum, berlabel Keihin 26 mm. Ada yang lain pada karbunya, dilengkapi sensor pengatur waktu pengapian berdasarkan rpm mesin dan bukaan throtle valve yang biasa disebut Throtle Positioning Sensor (TPS). Seperti yang diaplikasi pada karbu Karisma. TPS yang diusung kali ini mampu membagi 12 mapping waktu pengapian. “Power loss yang biasa terjadi saat berakselerasi dari stasioner ke rpm menengah jadi dapat diminimalisir. Juga lebih  optimal meningkatkan ketepatan mesin terhadap posisi throtle valve,” tunuk Jaka. Ia menambahkan, power dan konsumsi BBM yang dihasilkan jadi lebih sebanding, meskipun dipakai dengan gaya pemakaian stop and go. Masih tahap untuk menciptakan efesiensi gesek, dalam pemakaian rocker arm pada produk New Mega Pro juga dilengkapi dengan roller. Untuk memperkecil nilai gesek rocker arm saat bersinggunan dengan noken as, saat katup membuka.

Begitu juga dengan speed piston, diyakini bisa bertambah. Pasalnya, desain piston kali ini dilengkapi dengan nat atau oil land, di bagian bawah ring minyak. Desain piston ini bisa dikategorikan sebagai piston kompetisi, seperti yang beredar di speed shop. Manfaat nya, nilai pelumasan tak lagi hanya mengandalkan dari sirkulasi ring minyak di urutan 3 pada susunan ring piston.
“Dengan ada nya back up oli mesin pada dinding piston, kecepatan limit piston dipastikan bisa bertambah, sekaligus menekan gesekan,” tutur Jaka.    

SPESIFIKASI HONDA NEW MEGA PRO 150 CC Tipe mesin : 4 langkah OHC berpendingin udara, Diameter x langkah : 57,3 mm x 57,8 mm
Transmisi: 5 keecepatan,  Power maksimal : 13,7 Ps pada 8500 rpm, Torsi maksimum : 1,31 Kgf.m pada 6500 rpm, Sistem pelumasan : Basah, Sok depan : Teleskopik, Sok belakang : Monosok adjustable, Rem depan : Cakram hidrolik piston ganda, Rem belakang : Cakram hidrolik piston tunggal (tipe CW) , Tangki : 12 liter , Jarak sumbu roda : 1313 mm, Jarak terendah ke tanah : 152 mm Berat kosong : 136 Kg (tipe CW), Speedometer : Analog - Digital
HARGA: RP. 19.500.000.

Jumat, 19 November 2010

Perbandingan CS1 VS Athelete

Ada artikel yang sangat menarik pada Kompas Online hari ini, yaitu perbandingan Honda CS1 dan Kawasaki Athlete. Topik ini sangat menarik untuk dibicarakan lebih lanjut. Pada JMS 2008, dua supersport bebek yang sering dibandingkan para biker adalah Honda CS-1 dan Kawasaki Athlete. Aspek yang membuat bikers membandingkan keduanya adalah karena menganut konsep desain dan kontruksi sasis yang sama. Tangki berada di depan pengendara atau di atas rangka utama (backbone), mirip dengan motor sport atau ‘laki’.

Kalaupun bikers memperbincangkan perbedaan, fokusnya pada mesin. ”Mesin CS-1 tegak, sedangkan mesin Athlete mendatar,” begitulah komentar yang terlontar dari mereka setelah meneliti kedua motor ini.
Bahkan ketika petugas Honda dipancing untuk mengomentari perbedaan CS-1 sama dengan Athlete secara teknis, ungkapan tersebut muncul lagi. Komentarnya sama, sekitar mesin vertikal dan horisontal.

Padahal, perbedaannya cukup banyak dari aspek teknik. Namun, masalah harga tidak bisa dilupakan. Selisih harga cukup mencolok. Si “Ijo’ ditawarkan dengan harga Rp 14.300.000, sedangkan CS-1, yang memang sangat menggoda penampilannnya, dibanderol oleh Honda Rp 16.900.000. Perbedaannya mencapai Rp 2,7 juta.
Pastinya, CS-1 menawarkan warna yang lebih beragam, yaitu merah, hitam, silver, dan kuning emas; dan tampil lebih atraktif, sedangkan Si “Ijo”, selain hijau, alternatif warnanya hanya unggu dan hitam; tampil rada “kalem”.
Persamaan – Selain posisi tangki yang sama, keduanya memilih model “cast wheel” yang juga mirip, jari 5 x 2. Posisi knalpotnya sama pula. Ada juga tambahan “air scoop” pengarah aliran udara di bawah mesin. Keduanya menggunakan rem cakram untuk roda depan dan belakang (namun desainnya berbeda). Plus, suspensi belakang sama-sama monoshock. Karena itu, wajarlah para biker membandingkan kedua motor ini.

Kawasaki sendiri, dalam strategi pemasarannya, membandingkan Athlete dengan Honda CS-1 dan Suzuki Satria. Berdasarkan format kuadran yang dibuat oleh Kawasaki, mereka menempatkan produknya antara Sporty dan Classy. CS-1 ditempatkan di tengah-tengah Classic dan Classy yang kental dengan penampilan Sporty. Untuk Satria, orang-orang “Kawak” menaruhnya di antara Elegan dan Classic. Dari cara berpikir orang Kawasaki tersebut sudah dapat disimpulkan, mereka mengakui soal penampilan CS-1 yang sangat sporty.
Dari segi penampilan, CS-1 lebih disukai terutama desain lampu dan tangki yang atraktif. Honda juga menonjolkan rangka delta boks motor ini, sedangkan Athlete berdesain lampu lebih sederhana dan tidak menonjolkan rangka.

Mesin – Spesifikasi dan karakteristik mesin motor ini sangat berbeda. CS-1 menggunakan mesin dengan pendingin air yang dilengkapi dengan radiator dan kipas. Hal ini membuat mesin CS-1 lebih rumit, memerlukan perawatan yang lebih intens, namun dari segi performa tentu saja lebih oke!
Sebaliknya, Athlete memakai mesin dengan pendingin udara atau masih mengandalkan sirip-sirip. Tentu saja lebih praktis dan ringkas, di samping itu menjadikannya lebih ringan karena tidak ada air, radiator, dan kipas.

Karena tipe mesin yang digunakan CS-1 adalah “high performance”, untuk menjaga kinerja tetap stabil, terutama saat berada di dalam kota dengan lalu lintas yang macet, Honda melengkapinya dengan pendingin air atau radiator. Di samping itu, agar mendapatkan pendinginan lebih baik dan kompromi lainnya, mesin dipasang agak vertikal. Itu mirip dengan kebanyak mesin motor sport.
Kedua motor menggunakan mesin yang sama kapasitasnya, 125 cc. Namun, CS-1 unggul dalam performa. Dengan perbandingan kompresi 10,7 : 1, mesin CS-1 menghasilkan tenaga 9,44 kW atau 12,8 PS. Itu pun dihasilkan @10.000 rpm. Ciri khas mesin sport sejati!
Bandingkan dengan Athlete, 9,9 PS @8.000 rpm. Meski kurang agresif, namun Athlete dipastikan bisa diajak santai, terutama di lalu lintas kota yang padat, sedangkan mesin CS-1 dipastikan maunya “ngebut” melulu. Di samping dengan perbandingan kompresi yang tinggi, CS-1dipastikan minta bensin yang lebih berkualitas, beroktan 92 atau 95, sedangkan mesin Athlete bisa berkompromi dengan premium.

Jumat, 12 November 2010

touring

Kloter Terakhir CB Hot Surabaya dan Semarang CB Club

Kloter terakhir CB Hot Surabaya dan Semarang CB Hot merupakan rombongan paling akhir meninggalkan CB Hocy Jembrana, Ke 5 rombongan tercecer karena menyempatkan diri mampir ke CB Lombok.
Sekira Pukul 08.30 Rombongan dijemput di Taman Depan Kantor Bupati Jembrana oleh Bro Bambang dan langsung mampir di Sekretariat CB Hocy Jembrana di Jalan Danau Ranau II/ 18 Negara Bali.
Rombongan dipimpin oleh Bro Monos dari Hot Surabaya, pada acara ramah tamah dihadiri Bro Ngurah Darma, Bro Bambang, Bro Pardi, Bro Wahyu, Bro Aris, Bro Teguh.
Trims Bro Eko atas Undangannya di acara Munas III CB Indonesia di Semarang, CB Hocy Jembrana so Pasti hadir Brother.
Setalah acara makan malam rombongan langsung Pamitan menuju Gilimanuk.
Ok Bro hati-hati dijalan selamat sampai tujuan ...kompak selalu

Silaturahmi V-TEC Tegal, BMP Sumatera Utara di Hocy Jembrana

Suatu kehormatan bagi Biker's Jalak bali yang tergabung dalam Honda Owner Community (HOCY) Jembrana Bali, menerima Brother dari Medan yang tergabung dalam HVC (Honda Vario Club) Chapter Medan sebanyak 4 Biker's serta V-TEC (Vario Tegal Club) sebanyak 2 orang.

Pukul 10.30 setelah berkumpul di cangkruannya Hocy Jembrana di Jalan Jendral Sudirman Negara, 16 Bikers meluncur ke Gilimanuk menjemput tamu Hocy Jembrana, konfirmasi kedatangan memang diperoleh pukul. 09.00 wita bahwa Biker Medan dan Tegal posisi masih di Rogojampi Jawa Timur, dan sekira pukul 00.00 wita Bikers Medan dibawah komando Bro Budianto (Capung) dengan 3 Bikers lainnya yaitu Bro Suriadi Keliat, Bro Teguh, dan satu-satunya Bikers wanita yaitu Bro Pristi Andriyani serta Biker Tegal yang dikomandoi Bro Dhimas dan bro Gigih Dwi NT menapakkan roda gilanya di pulau seribu Pura.

Setelah beramah tamah sebentar di areal Pelabuhan Gilimanuk kita bersama meluncur ke markas Hocy Jembrana....meski sedikit memaksa karena perjalanan jauh yang sudah ditempuh ke 6 Bikers Medan dan Tegal.
Tepal pukul 01.30 wita rombongan memasuki Markas Hocy Jembrana, setelah acara penerimaan yang diisi dengan ramah tamah dilanjutkan dengan makan malam kemudian kita istirahat bersama.

Pagi hari sekira pukul 08.45 wita rombongan meninggalkan markas Hocy menuju Denpasar menghadiri Jambore Vario Indonesia...selamat bro ...nikmati keindahan Pulau Dewa..jangan sia-siakan waktu happynya di Bali.